Bulan Desember akan identik dgn hari ibu, ya krn pada bulan ini ada hari ibu (22 Des). Kebetulan juga buat ku pribadi di bulan Desember ini dua orang ibu ku berulang tahun. Mama & ibu mertua. Hanya sebuah kebetulan di bulan yg sama.
Pagi ini pak Sardi (janitor) minta tolong utk memprintkan sebuah tugas sekolah anaknya berupa tulisan tentang ibu. Pas membaca ada sedikit getaran jg. Lalu aku balik bertanya, kalaulah aku yg ditugaskan utk menulisakan yg menggambarkan ttg ibu apa yg akan kutuliskan…..mmmm….baru mau mulai aja sudah bergetar nih…
Mama, buatku sosok mama sangat luar biasa. Kerja keras dan kesetiaan yg dimiliki mama adalah contoh yg patut aku tiru. Terbayang betapa luar biasanya mama membesarkan kami semua sambil merawat bapak yg terkena penyakit stroke yg parah. Ya sejak aku kelas IV SD bapak terkena serangan stroke pertama. Saat itu mengharuskan bapak di rawat di rumah sakit selama 2 bulan. Tetapi setalah masa itu bapak masih bisa bekerja dengan segala keterbatasan. Bagian kiri badan sedikit melemah. Saat aku SMP, bapak terkena serangan kedua yg membuat sebagian besar kemapuan badannya bisa dikatakan lumpuh. Bapak membutuhkan bantuan orang lain utk memenuhi semua kebutuhannya.
Dan dari masa itulah masa2 yg paling berat yg aku rasa mama harus hadapi. Merawat suami yg sakit dengan penuh kesabaran. Disamping itu harus membesarkan kami yg sedang masa remaja. Saat ini (setelah jadi istri & ibu), aku kebayang sekali betapa lelah fisik dan hati mama saat itu. Beruntung kami semua bukan anak2 yg cengeng, yg banyak menuntut ke orang tua. Mungkin krn bekal agama yg lumayan kuat juga.
Pastilah sebagai seorang istri, mama juga punya banyak harapan terhadap sang suami. Ingin dimanja, ingin dibelikan macam2 & juga ingin punya teman berdiskusi. Yg tidak bisa lagi diberikan bapak saat itu. Tapi siapa tau di tahun2 sebelumnya mama telah mendapatkan itu. Mungkin aku masih terlalu muda jadi tidak tau.
Dengan kondisi keluarga seperti itu, mamapun harus berpikir keras bagaimana memenuhi kebutuhan hidup yg semakin meningkat. Akhirnya mamapun mencoba utk membuat kue yg dijual di toko kue di pasar. Bulan2 pertama seingatku agak menyedihkan. Krn kue selalu kembali dgn jumlah yg masih banyak. Tapi, sepertinya lumayan juga krn mama tetap menjalani. Capek sekali pasti fisik mama saat itu. Mengurus keluarga, Menyiapkan makanan, menyuapi suami, membuat kue dan membersihkan rumah. Memang sih kami tetap turun tangan juga utk membantu.
Ketika hari melepas bapak pun tiba, ada satu hal yg aku ingat sekali. Saat itu sekitar jam 10 pagi. Kebetulan Vava sdh terlahir semalam jam 23.00. Kita sedang bersiap utk membesuk mba Ira di rumah sakit. Mama sedang menyuapi bapak. Tiba2 bapak ngorok. Mamapun mengambil Yassin. Bapak tetap mengorok sampai kita semua yg ada disitu tersadar kalau bapak sedang menghadapi ajalnya. Kami (mama, mba Wiwit, mas Adi, aku) melepas kepergian bapak. Begitu memastikan bapak memang sudah tidak ada, mama mencium bibir dan pipi bapak utk terakhir kalinya. Sebuah pemandangan yg sangat menyejukan hati. Krn kadang2 mama juga rada gak sabar saat mengurus bapak. Tapi, tetap sebagai seorang istri masih ada hormat dan cinta kepada suami.
Sepeninggal bapak, usaha kue mama Alhamdulillah semakin baik. Kamipun anak2nya sdh semakin mandiri dan punya pekerjaan sendiri. Akhirnya mama bisa juga memenuhi berbagai keinginan yg tertunda dari hasil keringat sendiri.
Banyak hal sebenernya yg bisa diceritakan tentang seorang mama. Mamapun hanya manusia biasa ada sisi positif dan negative. Aku bersyukur punya ibu seperti mama, krn bisa menempaku menjadi manusia yg tidak cengeng.
Selamat Ulang Tahun Ma…Semoga selalu dilimpahkan kesehatan, diberi kesabaran dan rejeki yg cukup. Mohon maaf kalau aku belum bisa terlalu banyak membahagiakanmu. Cenderung merepotkan malah. Boleh yah aku balas semua jasa mama yg tak ternilai dalam bentuk doa tiap kali shalat...