Pulang dari kantor kemarin sore, sambil bercanda2 sama Ranu tiba2 dia nanya pertanyaan yg cukup kaget udah ditanyain skr. Kurang lebih percakapan sbb:
Ranu (R) Mama (M) Papa (P)
R : Ma cara bikin Ranu gimana sih?
M : Kenapa mas? (padahal dah denger)
R : Iya..cara bikin Ranu gmn? Harus liat cd nikah dulu yah?
M : Kenapa Ranu mau tau?
R : Iya...mba Mun kan katanya mau bikin Ranu, makanya Ranu mau liat cara bikin Ranu gmn?
M : Emang mba Mun telp?
R : Nggak? Cd nikah dmn sih Ma?
M : Cd dmn yah? Kalo foto2 sih di rumah eyang manggarai. Coba deh Ranu tanya Papa gmn cara bikin Ranu (nyerah nih si mama…gak siap mo jawab apa.)
R : Pa, cara bikin Ranu gmn sih? Cd nikah dmn sih?
P : Gimana yah? Ehmmm….(yahhh… dia lebih gak siap lagi)
Tiba2 terlintas sebuah jawaban di benak mama.
M : Ranu..sini deh mama kasih tau gmn Ranu ada.
R : Gimana ma? (sambil lari2 nyamperin mama)
M : Mama Papa kan berdoa: “Ya Allah karuniakan lah kami seorang Ranu” eh tiba2 di perut mama ada Ranu dari kecil bgt terus besar, besar & bikin perut mama gendut & lahir deh Ranu…gitu Nu…
R : Iya…tp caranya Ranu bs ada di perut mama gmn?
M : (Waduh jawab apa ini…) Allah punya kuasa Nu…kalau Dia berkehendak pasti akan jadi.
R : Iya…tapi masuknya dari mana?
M : Harus dibantuin papa (duennggg…mama salah jawab)
R : bantuinnya gmn?
M : Ya bantuin doa biar di kasih anak yg baik, yg keriting…..(sambil nomplok guling2 & unyel2 kepala Ranu). Mama mandi dulu ya Nu….
Percakapan selesai….
Huh…masih punya PR nih buat bisa jelasin ke si cerdas kriting biar gak penasaran lagi
Thursday, February 24, 2011
Tuesday, February 22, 2011
Toilet Training eh...Learning...
Soal yg satu ini ternyata oh ternyata susah2 gampang ato gampang2 susah yah?. Waktu Ranu dulu gak terlalu susah deh. Umur 4 bln dah mulai diajarin pipis di washtafel. Hehe knapa di washtafel? Tau tuh eyang pondkel yg nyontohin...bukan langsung diajak k toilet aja yah...Yah mungkin dgn pertimbangan kan anak jg blum bs tegak, posisi pipis msh kaki ditekuk. Washtafel meminimalisir potensi terperleset di kamar mandi. Gitu kali yah ;P dunno dwehhh...Yg jelas Ranu mudah aja diajarin. bahkan pas tidur malam pun bs loh Ranu ditatur. Walopun pas dah gedean nguamuk kalo dibangunin utk pipis. Mending berenang di ompol dia.
Nah, pas Dito nih, kirain akan semudah Ranu. Nyatanya lebih susah, eh baiknya bukan dibilang susah kali yah, tapi waktunya tdk sama. Jauh sebelum usia setahun Dito dah mulai diajarin tatur, tp selalu gagal. Pernah sih berhasil tp juarrrannnggg bgt. Padahal sampai saat ini pun Dito tdk pernah ngompol kalo bobo. Dia bangun dulu, baru deh pipis. kadang keburu sempet turun dari tempat tidur, seringan yah membasahi kasur. Tp tiap kali bangun diajak tatur jg tdk pernah mau. Dah ditunggu 5 menit sambil basahi si penis + basahi kaki + gemericik air keran + kelitikin bagian bokong. Tuetep Dito mah asik aja liat2 kamar mandi yg berujung "namparin" muka ato narikin rambutku ;0. Pas digeletakin di lantai, gak sampai itungan menit dah brenang deh...
Dari sini mama belajar, anak tdk sama. Saat cari2 bahasan ttg toilet training ini dpt lah 1 buah artikel yg cukup menarik utk di share disini. Sumbernya tabloid Nakita. Semoga bermanfaat.
TOILET LEARNING BUTUH KESIAPAN SI KECIL
Kalau sudah siap, kebiasaan buang air yang benar dapat dipelajari dengan mudah.
Kesiapan apa yang dibutuhkan si kecil untuk belajar buang air yang benar?
Pertama, kesiapan fisik, yaitu kemampuan anak untuk jongkok atau duduk
dengan baik di kloset. Bila tidak didukung dengan kemampuan fisik
dikhawatirkan anak akan mogok di jalan sebab tidak merasa nyaman dalam
melaksanakan toilet learning ini.
Kedua, kesiapan mental, yaitu kemampuan anak dalam mengontrol keinginan
untuk buang air kecil atau buang air besar. Anak sudah tahu bila
dirinya ingin buang air kecil atau buang air besar dan mampu menahan
keinginan tersebut sampai ia masuk ke dalam kamar mandi atau toilet.
Umumnya kesiapan mental dan fisik ini terjadi saat anak memasuki usia
18 bulan. Memang, usia ini tidak dapat dipukul rata. Orangtualah yang
harus tahu dengan tepat kapan anaknya siap secara fisik dan mental
untuk toilet learning.
TANDA-TANDA ANAK SIAP
Kesiapan fisik:
* Mampu berjalan dan duduk dengan stabil di potty chair (tempat latihan
BAK yang bentuknya menarik). Dengan demikian, si kecil bisa duduk dan
bangun berdiri sendiri saat menggunakan kloset atau pispot mininya.
Kemampuan motoriknya juga sudah bisa mengangkat gayung, mengambil air,
dan menyiramkan ke bekas pipisnya.
* Anak sudah mampu mengendalikan keinginan buang air. Ditandai dengan
tidak ngompol atau tetap kering celananya selama beberapa jam. Atau,
pola BAB dan BAK-nya sudah lebih teratur. Misalnya 3-4 jam sekali. Ciri
lain, wajahnya menunjukkan ekspresi meringis saat hendak pipis, atau
menunjukkan gelagat hendak buang hajat. Tanda ini memudahkan orangtua
mengenali anak yang mau buang air
Kesiapan mental:
* Anak sedikitnya mampu memahami satu sampai 2 kalimat perintah. Si
kecil pun mengerti, memakai pospak untuk buang air sangatlah tidak
menyenangkan. Dia juga sudah bisa memberi tahu bila celananya basah dan
minta segera diganti. Jika tidak digubris, ia akan mengekspresikannya
dengan sikap rewel.
* Anak sudah bisa mengomunikasikan bahwa ia hendak BAB dan BAK. Bisa
dengan mengucapkannya secara verbal atau nonverbal seperti menarik
tangan, mengambil pispot, menunjuk-nunjuk celana, pergi ke sudut
ruangan, dan lain-lain.
* Tertarik pada kamar mandi. Misalnya, dia mengikuti orang dewasa ke
kamar mandi, mengetahui apa saja perlengkapan kamar mandi dan
fungsinya, juga tertarik mengeksplorasi pakaiannya seperti menarik dan
menurunkan celana atau roknya.
* Memiliki kemampuan mengontrol atau menahan BAB dan BAK hingga ke kamar mandi.
* Dapat diajak bekerja sama atau memiliki hubungan yang harmonis dengan gurunya
(dalam hal ini orangtua atau pengasuhnya).
MENERAPKAN TOILET LEARNING
* Pengondisian
Dalam tahapan ini, orangtua hanya mengenalkan pentingnya toilet
learning dan mempersiapkannya secara bertahap. Tindakan pengondisian
bisa dilakukan sejak anak umur 9-18 bulan.
Berikut Caranya:
- Saat mengetahui anak hendak BAB, (anak diam dengan raut gelisah),
tanyakan "Adek, mau poop ya" lalu, "Kalau mau poop atau pipis, bilang
Mama ya."
- Tuntun anak ke toilet atau ke pispotnya, lalu katakan, "Ini kloset/pispot,
kalau mau poop harus di tempat ini ya."
- Kenalkan bagian tubuh yang berkaitan dengan toilet learning seperti
penis, dubur, dan saluran kencing dekat vagina. Juga perlengkapan
toilet learning dan fungsinya seperti kloset, pispot, gayung, shower
dan lain-lain.
- Perlihatkan cara membersihkan kotoran si kecil. Dengan cara itu, anak
tahu setiap selesai buang air, kloset/pispot harus disiram dengan
bersih.
* Perkenalkan pispot
Untuk awal toilet learning disarankan menggunakan pispot (potty chair)
daripada kloset. Alasannya, ukuran pispot lebih aman untuk anak-anak.
Cara mengenalkannya:
- Mintalah anak duduk di pispotnya lakukan berulang-ulang sehingga ia merasa
nyaman dan aman.
- Ajak anak duduk di potty chair setelah ngompol. Sampaikan bahwa pispot berguna
bila ia ingin BAB atau BAK.
- Lihat pola biologis anak. Jika anak biasa pipis dan poop setelah
bangun tidur pada pukul 7 pagi, misalnya, begitu ia terbangun dari
tidur langsung ajak duduk di pispotnya. Jika tidak keluar apa-apa, beri
selang waktu beberapa saat, lalu minta ia kembali melakukan hal yang
sama. Harapannya, anak dapat menemukan waktu-waktu tertentu untuk BAB
dan BAK dan mampu menahan keinginannya sampai menemukan pispotnya.
* Beri contoh
Setelah toilet learning di potty chair sukses, ajak anak untuk pipis
atau poop di kloset sungguhan. Katakan padanya, sejak saat ini ia bisa
mulai pipis atau poop di kloset kamar mandi. Namun, sebaiknya gunakan
alat bantu pada kloset agar tidak jatuh.
Ayah atau ibu harus memberi contoh bagaimana BAB dan BAK di kloset.
Agar efektif dan tidak membuat anak bingung, ayah/kakak laki-laki
sebaiknya memberi contoh kepada anak/adik laki-laki, dan ibu atau kakak
perempuan memberi contoh kepada anak/adik perempuannya. Ajaklah si
kecil ke kamar mandi atau toilet dan perlihatkan bagaimana cara pipis.
Dari menurunkan celana, jongkok/duduk di kloset, pipis, menyiram
kloset, menyemprot/membasuh kelamin dengan air, mengeringkan daerah
kelamin, dan memakai celana.
Katakan semua proses tadi agar anak paham, seperti, "Sebelum pipis,
kamu buka celanamu, berjongkok, lalu cebok agar kelaminmu tetap
bersih...." Lakukan secara berulang-ulang. Saat terlihat si kecil
hendak pipis atau poop, coba katakan, "Dek Adi, pipis yuk." Lalu, "Cara
pipisnya seperti yang Kak Joni lakukan, ya!" Selanjutnya, tanpa
disuruh, anak pun bisa mengatakan dirinya ingin BAK. Hal yang sama
dilakukan saat mengajari anak BAB. Perlihatkan bagaimana sang kakak
duduk/berjongkok dan membersihkannya seusai BAB. Karena anak belum bisa
cebok sendiri, orangtua bisa memberikan bantuan.
Bila masih gagal dalam menerapkan program ini, tak perlu kecewa. Itu
pertanda si kecil belum siap. Hentikan dulu kegiatan toilet learning
selama 1 3 bulan sehingga anak tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang
menakutkan. Beberapa bulan kemudian baru dicoba kembali.
YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM TOILET LERNING
1. Berikan penghargaan bila si anak berhasil menahan BAB atau BAK dan
mengeluarkannya di potty chair. Dengan begitu, anak memahami tujuan
dari program toilet learning yang sedang dilaksanakan bersama.
2. Jangan marah atau memberikan hujatan bila si kecil mengompol.
Misalnya, "Adek payah nih enggak bisa nahan pipis." Sebaiknya gunakan
kalimat lain yang tidak menyalahkan anak. Misalnya, "Adek tadi enggak
kuat nahan pipis, ya? Lain kali coba ditahan sambil lari ke potty chair
ya!"
3. Setelah berhasil beberapa kali, berikan penjelasan kepada anak bahwa
ia sudah tidak butuh pospaknya. Kondisikan agar anak menyadari ini
adalah sebuah peristiwa besar dalam hidupnya.
LO, KOK, TOILET LEARNING? BUKAN TOILET TRAINING
Istilah toilet training yang kita kenal selama ini hanya mengacu pada
soal melatih anak untuk belajar pipis dan BAB di tempat yang
seharusnya. Latihan ini tidak terlalu mementingkan kesiapan fisik dan
mental si kecil. Tak heran beberapa orangtua menerapkan toilet training
terlalu dini pada anaknya, bahkan kala si kecil masih bayi. Padahal
toilet training yang terlalu terburu-buru (tanpa memerhatikan kesiapan
mental dan fisik anak) justru tidak efektif karena anak akan merasa
dipaksa saat melakukan latihan itu. Dampaknya, ia masih akan mengompol
meski hanya sekali-kali. Contoh, saat di TK, tiba-tiba anak ngompol di
kelas (padahal sebelumnya ia sudah tak pernah mengompol). Ini karena
tanpa disadari anak kehilangan kemampuan mengontrol buang air kecilnya
(karena waktu dilatih ia belum siap untuk itu). Berbeda dari toilet
learning. Istilah ini menitikberatkan pada kesiapan anak secara mental
dan fisik untuk diajak buang air kecil atau besar di tempat seharusnya.
Sumber : Nakita
Nah, pas Dito nih, kirain akan semudah Ranu. Nyatanya lebih susah, eh baiknya bukan dibilang susah kali yah, tapi waktunya tdk sama. Jauh sebelum usia setahun Dito dah mulai diajarin tatur, tp selalu gagal. Pernah sih berhasil tp juarrrannnggg bgt. Padahal sampai saat ini pun Dito tdk pernah ngompol kalo bobo. Dia bangun dulu, baru deh pipis. kadang keburu sempet turun dari tempat tidur, seringan yah membasahi kasur. Tp tiap kali bangun diajak tatur jg tdk pernah mau. Dah ditunggu 5 menit sambil basahi si penis + basahi kaki + gemericik air keran + kelitikin bagian bokong. Tuetep Dito mah asik aja liat2 kamar mandi yg berujung "namparin" muka ato narikin rambutku ;0. Pas digeletakin di lantai, gak sampai itungan menit dah brenang deh...
Dari sini mama belajar, anak tdk sama. Saat cari2 bahasan ttg toilet training ini dpt lah 1 buah artikel yg cukup menarik utk di share disini. Sumbernya tabloid Nakita. Semoga bermanfaat.
TOILET LEARNING BUTUH KESIAPAN SI KECIL
Kalau sudah siap, kebiasaan buang air yang benar dapat dipelajari dengan mudah.
Kesiapan apa yang dibutuhkan si kecil untuk belajar buang air yang benar?
Pertama, kesiapan fisik, yaitu kemampuan anak untuk jongkok atau duduk
dengan baik di kloset. Bila tidak didukung dengan kemampuan fisik
dikhawatirkan anak akan mogok di jalan sebab tidak merasa nyaman dalam
melaksanakan toilet learning ini.
Kedua, kesiapan mental, yaitu kemampuan anak dalam mengontrol keinginan
untuk buang air kecil atau buang air besar. Anak sudah tahu bila
dirinya ingin buang air kecil atau buang air besar dan mampu menahan
keinginan tersebut sampai ia masuk ke dalam kamar mandi atau toilet.
Umumnya kesiapan mental dan fisik ini terjadi saat anak memasuki usia
18 bulan. Memang, usia ini tidak dapat dipukul rata. Orangtualah yang
harus tahu dengan tepat kapan anaknya siap secara fisik dan mental
untuk toilet learning.
TANDA-TANDA ANAK SIAP
Kesiapan fisik:
* Mampu berjalan dan duduk dengan stabil di potty chair (tempat latihan
BAK yang bentuknya menarik). Dengan demikian, si kecil bisa duduk dan
bangun berdiri sendiri saat menggunakan kloset atau pispot mininya.
Kemampuan motoriknya juga sudah bisa mengangkat gayung, mengambil air,
dan menyiramkan ke bekas pipisnya.
* Anak sudah mampu mengendalikan keinginan buang air. Ditandai dengan
tidak ngompol atau tetap kering celananya selama beberapa jam. Atau,
pola BAB dan BAK-nya sudah lebih teratur. Misalnya 3-4 jam sekali. Ciri
lain, wajahnya menunjukkan ekspresi meringis saat hendak pipis, atau
menunjukkan gelagat hendak buang hajat. Tanda ini memudahkan orangtua
mengenali anak yang mau buang air
Kesiapan mental:
* Anak sedikitnya mampu memahami satu sampai 2 kalimat perintah. Si
kecil pun mengerti, memakai pospak untuk buang air sangatlah tidak
menyenangkan. Dia juga sudah bisa memberi tahu bila celananya basah dan
minta segera diganti. Jika tidak digubris, ia akan mengekspresikannya
dengan sikap rewel.
* Anak sudah bisa mengomunikasikan bahwa ia hendak BAB dan BAK. Bisa
dengan mengucapkannya secara verbal atau nonverbal seperti menarik
tangan, mengambil pispot, menunjuk-nunjuk celana, pergi ke sudut
ruangan, dan lain-lain.
* Tertarik pada kamar mandi. Misalnya, dia mengikuti orang dewasa ke
kamar mandi, mengetahui apa saja perlengkapan kamar mandi dan
fungsinya, juga tertarik mengeksplorasi pakaiannya seperti menarik dan
menurunkan celana atau roknya.
* Memiliki kemampuan mengontrol atau menahan BAB dan BAK hingga ke kamar mandi.
* Dapat diajak bekerja sama atau memiliki hubungan yang harmonis dengan gurunya
(dalam hal ini orangtua atau pengasuhnya).
MENERAPKAN TOILET LEARNING
* Pengondisian
Dalam tahapan ini, orangtua hanya mengenalkan pentingnya toilet
learning dan mempersiapkannya secara bertahap. Tindakan pengondisian
bisa dilakukan sejak anak umur 9-18 bulan.
Berikut Caranya:
- Saat mengetahui anak hendak BAB, (anak diam dengan raut gelisah),
tanyakan "Adek, mau poop ya" lalu, "Kalau mau poop atau pipis, bilang
Mama ya."
- Tuntun anak ke toilet atau ke pispotnya, lalu katakan, "Ini kloset/pispot,
kalau mau poop harus di tempat ini ya."
- Kenalkan bagian tubuh yang berkaitan dengan toilet learning seperti
penis, dubur, dan saluran kencing dekat vagina. Juga perlengkapan
toilet learning dan fungsinya seperti kloset, pispot, gayung, shower
dan lain-lain.
- Perlihatkan cara membersihkan kotoran si kecil. Dengan cara itu, anak
tahu setiap selesai buang air, kloset/pispot harus disiram dengan
bersih.
* Perkenalkan pispot
Untuk awal toilet learning disarankan menggunakan pispot (potty chair)
daripada kloset. Alasannya, ukuran pispot lebih aman untuk anak-anak.
Cara mengenalkannya:
- Mintalah anak duduk di pispotnya lakukan berulang-ulang sehingga ia merasa
nyaman dan aman.
- Ajak anak duduk di potty chair setelah ngompol. Sampaikan bahwa pispot berguna
bila ia ingin BAB atau BAK.
- Lihat pola biologis anak. Jika anak biasa pipis dan poop setelah
bangun tidur pada pukul 7 pagi, misalnya, begitu ia terbangun dari
tidur langsung ajak duduk di pispotnya. Jika tidak keluar apa-apa, beri
selang waktu beberapa saat, lalu minta ia kembali melakukan hal yang
sama. Harapannya, anak dapat menemukan waktu-waktu tertentu untuk BAB
dan BAK dan mampu menahan keinginannya sampai menemukan pispotnya.
* Beri contoh
Setelah toilet learning di potty chair sukses, ajak anak untuk pipis
atau poop di kloset sungguhan. Katakan padanya, sejak saat ini ia bisa
mulai pipis atau poop di kloset kamar mandi. Namun, sebaiknya gunakan
alat bantu pada kloset agar tidak jatuh.
Ayah atau ibu harus memberi contoh bagaimana BAB dan BAK di kloset.
Agar efektif dan tidak membuat anak bingung, ayah/kakak laki-laki
sebaiknya memberi contoh kepada anak/adik laki-laki, dan ibu atau kakak
perempuan memberi contoh kepada anak/adik perempuannya. Ajaklah si
kecil ke kamar mandi atau toilet dan perlihatkan bagaimana cara pipis.
Dari menurunkan celana, jongkok/duduk di kloset, pipis, menyiram
kloset, menyemprot/membasuh kelamin dengan air, mengeringkan daerah
kelamin, dan memakai celana.
Katakan semua proses tadi agar anak paham, seperti, "Sebelum pipis,
kamu buka celanamu, berjongkok, lalu cebok agar kelaminmu tetap
bersih...." Lakukan secara berulang-ulang. Saat terlihat si kecil
hendak pipis atau poop, coba katakan, "Dek Adi, pipis yuk." Lalu, "Cara
pipisnya seperti yang Kak Joni lakukan, ya!" Selanjutnya, tanpa
disuruh, anak pun bisa mengatakan dirinya ingin BAK. Hal yang sama
dilakukan saat mengajari anak BAB. Perlihatkan bagaimana sang kakak
duduk/berjongkok dan membersihkannya seusai BAB. Karena anak belum bisa
cebok sendiri, orangtua bisa memberikan bantuan.
Bila masih gagal dalam menerapkan program ini, tak perlu kecewa. Itu
pertanda si kecil belum siap. Hentikan dulu kegiatan toilet learning
selama 1 3 bulan sehingga anak tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang
menakutkan. Beberapa bulan kemudian baru dicoba kembali.
YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM TOILET LERNING
1. Berikan penghargaan bila si anak berhasil menahan BAB atau BAK dan
mengeluarkannya di potty chair. Dengan begitu, anak memahami tujuan
dari program toilet learning yang sedang dilaksanakan bersama.
2. Jangan marah atau memberikan hujatan bila si kecil mengompol.
Misalnya, "Adek payah nih enggak bisa nahan pipis." Sebaiknya gunakan
kalimat lain yang tidak menyalahkan anak. Misalnya, "Adek tadi enggak
kuat nahan pipis, ya? Lain kali coba ditahan sambil lari ke potty chair
ya!"
3. Setelah berhasil beberapa kali, berikan penjelasan kepada anak bahwa
ia sudah tidak butuh pospaknya. Kondisikan agar anak menyadari ini
adalah sebuah peristiwa besar dalam hidupnya.
LO, KOK, TOILET LEARNING? BUKAN TOILET TRAINING
Istilah toilet training yang kita kenal selama ini hanya mengacu pada
soal melatih anak untuk belajar pipis dan BAB di tempat yang
seharusnya. Latihan ini tidak terlalu mementingkan kesiapan fisik dan
mental si kecil. Tak heran beberapa orangtua menerapkan toilet training
terlalu dini pada anaknya, bahkan kala si kecil masih bayi. Padahal
toilet training yang terlalu terburu-buru (tanpa memerhatikan kesiapan
mental dan fisik anak) justru tidak efektif karena anak akan merasa
dipaksa saat melakukan latihan itu. Dampaknya, ia masih akan mengompol
meski hanya sekali-kali. Contoh, saat di TK, tiba-tiba anak ngompol di
kelas (padahal sebelumnya ia sudah tak pernah mengompol). Ini karena
tanpa disadari anak kehilangan kemampuan mengontrol buang air kecilnya
(karena waktu dilatih ia belum siap untuk itu). Berbeda dari toilet
learning. Istilah ini menitikberatkan pada kesiapan anak secara mental
dan fisik untuk diajak buang air kecil atau besar di tempat seharusnya.
Sumber : Nakita
Monday, February 21, 2011
Shalatku jadi jengkel…
Sekedar menuangkan kekesalan oleh seseorang di kantor. Mudah2an curhat ini tdk menjadi riya buat saya sendiri. Krn saya yakin saya juga bukan lah orang yg baik di mata saya ataupun lingkungan. Curhat ini buat peringatan ke diri sendiri kalo ada perbuatan & perilaku yg sebaiknya tidak dilakukan di hadapan orang lain. Jadi ceritanya tadi saat shalat Dhuhur, alhamdulillah dikasih kemudahan utk shalat berjamaah tiap dhuhur (kalau mau & niat). Nah ketika qomad sudah berkumandang mulailah kita berbaris merapatkan syaf. Saat sudah rapi, tiba2 kok ada yg mendorong2 jadi posisi makin sempit. Sampai utk mengangkat tangan utk takbiratul ikhram aja susah. Memang saya tau kalau di sunahkan utk merapatkan syaf serapat-rapatnya hingga tidak ada celah utk syaiton mengganggu. Tapi kalo gerakan shalat aja sampai terganggu kan jg tdk tepat. Jadi rupanya diujung sana ada seorang ibu yg memaksa utk ikut barisan. Saya sdh kasih kode “tdk cukup mba” saya cukup kenal baik dgn teman saya ini. “Cukup kok aku kan pendek” loh kok dia memikirkan dirinya sendiri dalam hatiku? Apa dia tdk berpikir, kehadirannya dgn memaksa itu, membuat barisan yg telah terbentuk hrs bergeser. Mana sebagian jg sdh takbiratul Ihram. Saya liat si ibu tdk bergerak jg bahkan sdh pada posisi mengangkat tangan. Ibu yg lain (teman baik jg) hanya bisa tersenyum. Dikarenakan memang sdh tdk mungkin posisi saya tetap disitu, krn mengnagkat tangan aja sdh tdk bisa. Akhirnya saya mundur, saya geser mba di sebelah saya. Saya bilang saya ke ujung sebelah sana aja.
Ampuni saya ya Allah, shalat Dhuhur saya hari ini diawali dgn kejengkelan di hati saya. Kok bisa ada orang yg begitu egois dgn lingkungan. Saya tdk peduli kalau dia jauh lebih senior dari saya. Toh saat menghadap Allah tdk ada senior atau bukan. Lagipula harusnya saati itu dia yg tau diri bahwa dia sudah tdk cukup berbaris disitu. Dan dia harus berbaris di ujung yg lain.
Memang si ibu ini termasuk yg menurut saya memandang sebelah mata pada orang2 tertentu. Salah satunya sepertinya terhadap saya. Mohon maaf kalau saya salah. Tapi perilakunya lah yg membuat saya berpikir begitu. Dari yg paling merasa senior, merasa paling tahu ttg segala hal. Ibu ini orang yg cukup mampu. Sering bepergian ke luar negeri. Dia akan senang sekali bercerita di dpn orang2 tertentu yg punya pengalaman sama yg menurut saya agak norak. Sementara yg diajang ngomomg jg menaggapi dgn biasa aja. Haha…orang2 memang ada aja perilakunya. Saya jg pasti sering membuat orang lain kesal, saya yakin itu. Mungkin ini lah kalo saat lebaran kita memohon maaf atas segala kesalahan yg disengaja maupun tdk disengaja.
Dengan curhat kali ini, saya memohon pada Allah utk dijauhkan dari sifat riya & sombong. Kesombongan hanya milik mu ya Allah. Tidak ada satupun yg bisa disombongkan dari diri kecil bagai debu ini ya Allah. Ampunilah segala dosa & khilaf hamba ya Allah…amiiinnnn yra...
Ampuni saya ya Allah, shalat Dhuhur saya hari ini diawali dgn kejengkelan di hati saya. Kok bisa ada orang yg begitu egois dgn lingkungan. Saya tdk peduli kalau dia jauh lebih senior dari saya. Toh saat menghadap Allah tdk ada senior atau bukan. Lagipula harusnya saati itu dia yg tau diri bahwa dia sudah tdk cukup berbaris disitu. Dan dia harus berbaris di ujung yg lain.
Memang si ibu ini termasuk yg menurut saya memandang sebelah mata pada orang2 tertentu. Salah satunya sepertinya terhadap saya. Mohon maaf kalau saya salah. Tapi perilakunya lah yg membuat saya berpikir begitu. Dari yg paling merasa senior, merasa paling tahu ttg segala hal. Ibu ini orang yg cukup mampu. Sering bepergian ke luar negeri. Dia akan senang sekali bercerita di dpn orang2 tertentu yg punya pengalaman sama yg menurut saya agak norak. Sementara yg diajang ngomomg jg menaggapi dgn biasa aja. Haha…orang2 memang ada aja perilakunya. Saya jg pasti sering membuat orang lain kesal, saya yakin itu. Mungkin ini lah kalo saat lebaran kita memohon maaf atas segala kesalahan yg disengaja maupun tdk disengaja.
Dengan curhat kali ini, saya memohon pada Allah utk dijauhkan dari sifat riya & sombong. Kesombongan hanya milik mu ya Allah. Tidak ada satupun yg bisa disombongkan dari diri kecil bagai debu ini ya Allah. Ampunilah segala dosa & khilaf hamba ya Allah…amiiinnnn yra...
Thursday, February 17, 2011
Karena harus...
Pagi ini Ranu & Dito terbangun sendiri krn kami mulai bersiap2 berangkat kantor. Alhamdulillah tidak ada tangis. Tiba2 Ranu minta digendong mama. Mamapun dgn senang hati menggendong Ranu yg juga sedikit pasrah dipelukan mama. Dito hanya bisa ngeliatin mas nya yg lagi minta dimanja. Mungkin sambil ngumpulin nyawa juga. Sekitar 2 menit digendong, mama ingetin Ranu kalo kelamaan tar jaitan (ex.C-sectio) bisa sakit. Ranu pun melepaskan diri & langsung nomplok Dito. Gantian skr waktunya mama dgn Dito, kebetulan ASI di sebelah kiri penuh. Dito pun menyambut dgn sepenuh hati, sambil memejamkan mata Dito meneguk asi dgn nikmatnya. Mamapun mengingatkan mama harus bersiap nak…Dito pun membuka matanya & tersenyum langsung balik nomplok mas nya. Mereka bercanda. Mamapun bersiap.
Hari ini mama tinggalin Ranu & Dito dgn senyum mengembang di mulut mrk. Tidak setiap hari keadaan ini, kadang mrk sambil menangis, kadang belaga cuek dgn mainan di kamar. Tapi di dalam hati mama yg terdalam ada sedikit pilu yg terus dipendam. Sudah sekian lama (seumur hidup mrk sampai saat ini), mama harus meninggalkan mereka. Mereka dipaksa mengerti & dipaksa untuk bahagia menerima keadaaan bermain & megisi hari tanpa ditemani mama di siang hari. Mama bersyukur mereka tidak lupa dgn kami, orang tuanya. Mama bersyukur air sejuta cinta mama mengalir di tubuh mereka & mendarah daging hingga mereka tetap selalu ingin dipeluk oleh seorang mama yg tidak pernah mendampingi mereka di siang hari. Maafkan mama anak2 ku sayang. Kalian mungkin akan sulit mengerti, atau kalian tidak sepenuhnya mengerti. Kelak kalian akan mengerti mama melakukan semua ini karena harus…
Hari ini mama tinggalin Ranu & Dito dgn senyum mengembang di mulut mrk. Tidak setiap hari keadaan ini, kadang mrk sambil menangis, kadang belaga cuek dgn mainan di kamar. Tapi di dalam hati mama yg terdalam ada sedikit pilu yg terus dipendam. Sudah sekian lama (seumur hidup mrk sampai saat ini), mama harus meninggalkan mereka. Mereka dipaksa mengerti & dipaksa untuk bahagia menerima keadaaan bermain & megisi hari tanpa ditemani mama di siang hari. Mama bersyukur mereka tidak lupa dgn kami, orang tuanya. Mama bersyukur air sejuta cinta mama mengalir di tubuh mereka & mendarah daging hingga mereka tetap selalu ingin dipeluk oleh seorang mama yg tidak pernah mendampingi mereka di siang hari. Maafkan mama anak2 ku sayang. Kalian mungkin akan sulit mengerti, atau kalian tidak sepenuhnya mengerti. Kelak kalian akan mengerti mama melakukan semua ini karena harus…
Monday, February 14, 2011
Serba-serbi setahun di istana kami…
Sudah setahun ini (tepatnya akhir Desember) kmrn, kami menempati rumah kami sendiri. Judulnya sih ingin mandiri. Jadi berbekal bismillah jadilah kami pindahan di 19 Dec 2009. Saat itu Dito belum genap 2 bln. Alhamdulillah proses pindahan berjalan lancar. Saat itu si mbak di rumah adalah pasangan paling dahsyat Mun & Ela. Hahaha..kenapa di bilang dahsyat krn kedua2nya punya capability yg super di bidang masing2. Mun paling ahli ngurus anak, sementara Ela paling jago masak. Paduan yg bikin mama & papa berasa aman ninggalin Radu & Dito di rumah.
Istana ini sudah hampir 3 thn sebenarnya jadi milik kami…Mmmm…kalo dah akad kredit, bayar DP, tp msh ada cicilian sekian belas thn kan boleh dibilang milik yah…. Selama 3-4 bln renovasi dulu. Baru kira2 bulan Nov. 2008 kami konsisten tiap weekend menempati.
Nah, memang rumah kalo dah ditempatin baru tau deh banyak kekurangannya. Ada yg bocor di bawah kamar mandi atas, ada bocor di pinggiran ruang tv & ada juga bocor di dapur. Mana saat itu dah mulai berpikir utk punya kitchen set. Secara peralatan masak berantakan bgt. Hunting2 produsen kitchen set & tanya sana sini. Sampailah pada pak Asep, hasil rekomendasi Indra & Rolando (temen kantor mama). Thank you ya guys…atas bantuannya nego, dll. Alhamdulillah setelah pembuatan hampir sebulan hasilnya sangat memuaskan. Bener2 puas, harga pas di kantong, tp hasil memuaskan. Gak bs bilang murah jg krn cukup nguras tabungan. Kitchen set pun terpasang setelah masalah kebocoran di dapur berhasil diatasi oleh mang Ujang (tukang andalan di pondok kelapa). Ada poto kitchen setnya nih. Design by mama lohh...
Pertengahan tahun ada project lg. Hal ini berkaitan dgn keamanan rumah. Selama ini kami pikir sudah tinggal di lingkungan yg super aman tapi ternyata ada kejadian kemalingan juga di tetangga. Dan si maling memanfaatkan kondisi rumah yg tdk berpengaman (tralis). Waduh langsung panic sambil berpikir kyknya dah waktunya kuras tabungan lg buat urusan keamanan ini. Akhirnya panggil pak Usep (knapa nama2 vendor kita mirip gini yak?). Pak Usep ini yg thn 2008 kmrn bikin pergola rumah kita. Nah skr projectnya adalah teralis & pagar. Untung pak Usep ttp memberikan harga terbaik nya (baca: murah) buat kami. Jadinya voilaaaaaaaaaa……….. 3 mg kemudian rumah kami bertralis & ber pagar. Ada kurang lebihnya tapi mayan lah ada uang ada barang hehe…
Urusan rumah selesai mulailah dgn cobaan yg lebih besar lagi yaitu: Mun mendadak menikah saat 2,5 bln jelang lebaran. Huaaaaaaaa…sebel bgt saat itu. Cari pengganti kan jg gak gampang. Alhamdulillah Ela mau & sanggup (mungkin tepatnya disanggup2in) ngurus 2 anak. Saat itu Dito blum bisa merayap seperti skr. Jadi ditinggalin aja pun msh rada aman. Akhirnya kita mantapin Ela, kalo bs bertahan sampai lebaran, gaji akan 1,5 kali. Alhamdulillah sampai lebaran, Ranu & Dito sehat2 aja….Hihihi..yg paling khawatir kan kalo salah satu keteter. Setelah lebaran si mbak Mun menawarkan diri balik lagi tp tidak dgn Ela, melainkan dgn Ipah. Ya sudahlah yg penting ada orang. Sudah ada Mun sudah cukup aman buat kami. Tapi Mun pun gak lama. Setelah lebaran Haji dia ijin bakal ngikut suami & dia mengirimkan keponankannya Uum yg masih 15 thn sbg penggantinya. Wah bakalan sama aja dgn tambah anak nih…tp tnyata gak juga lah, tdk bs dijadikan andalan, tp bisa buat bantu2. Terutama sepanjang bulan Januari kmrn. DImana Ipah ndadak pulang 3 mg krn ibunya sakit. Wah peran Uum berasa bgt. Oya slama 3 mg juga kita wara wiri cibubur-pondok kelapa-manggarai. Jadi eksodus kalo kata orang kantor…Yah aku pikir gpp lah sepanjang Ranu belum sekolah formal (SD) sekali2 bolos gpp. Saat nanti anak2 dah sekolah nih yg masih gelap, kalo sampe ada masalah pengasuh lagi. Mudah2an ada jalan deh…Pasti Allah akan bantu. Toh mama hrs keluar rumah kan utk ibadah juga, utk nambah2 asap dapur + numpuk cadangan berlian xixixi….amiiinnnnn.
Begitulah sedikit cerita ttg rumah kita selama menempati setahun ini. Sebenernya msh buanyak hal2 lain..next time kali yah. Singkatnya, kami sudah memulai utk mandiri. Berat sebenarnya, tp insya Allah bisa. Yg pasti tdk boleh mundur. Banyak hal yg memenuhi pikiran kami dgn kekhawatiran, kekurangan, kehabisan, kerusakan, dll…tp Insya Allah senyum bahagia juga tawa ceria Ranu & Dito di istana kami dpt menghapus itu semua.
Istana ini sudah hampir 3 thn sebenarnya jadi milik kami…Mmmm…kalo dah akad kredit, bayar DP, tp msh ada cicilian sekian belas thn kan boleh dibilang milik yah…. Selama 3-4 bln renovasi dulu. Baru kira2 bulan Nov. 2008 kami konsisten tiap weekend menempati.
Nah, memang rumah kalo dah ditempatin baru tau deh banyak kekurangannya. Ada yg bocor di bawah kamar mandi atas, ada bocor di pinggiran ruang tv & ada juga bocor di dapur. Mana saat itu dah mulai berpikir utk punya kitchen set. Secara peralatan masak berantakan bgt. Hunting2 produsen kitchen set & tanya sana sini. Sampailah pada pak Asep, hasil rekomendasi Indra & Rolando (temen kantor mama). Thank you ya guys…atas bantuannya nego, dll. Alhamdulillah setelah pembuatan hampir sebulan hasilnya sangat memuaskan. Bener2 puas, harga pas di kantong, tp hasil memuaskan. Gak bs bilang murah jg krn cukup nguras tabungan. Kitchen set pun terpasang setelah masalah kebocoran di dapur berhasil diatasi oleh mang Ujang (tukang andalan di pondok kelapa). Ada poto kitchen setnya nih. Design by mama lohh...
Pertengahan tahun ada project lg. Hal ini berkaitan dgn keamanan rumah. Selama ini kami pikir sudah tinggal di lingkungan yg super aman tapi ternyata ada kejadian kemalingan juga di tetangga. Dan si maling memanfaatkan kondisi rumah yg tdk berpengaman (tralis). Waduh langsung panic sambil berpikir kyknya dah waktunya kuras tabungan lg buat urusan keamanan ini. Akhirnya panggil pak Usep (knapa nama2 vendor kita mirip gini yak?). Pak Usep ini yg thn 2008 kmrn bikin pergola rumah kita. Nah skr projectnya adalah teralis & pagar. Untung pak Usep ttp memberikan harga terbaik nya (baca: murah) buat kami. Jadinya voilaaaaaaaaaa……….. 3 mg kemudian rumah kami bertralis & ber pagar. Ada kurang lebihnya tapi mayan lah ada uang ada barang hehe…
Urusan rumah selesai mulailah dgn cobaan yg lebih besar lagi yaitu: Mun mendadak menikah saat 2,5 bln jelang lebaran. Huaaaaaaaa…sebel bgt saat itu. Cari pengganti kan jg gak gampang. Alhamdulillah Ela mau & sanggup (mungkin tepatnya disanggup2in) ngurus 2 anak. Saat itu Dito blum bisa merayap seperti skr. Jadi ditinggalin aja pun msh rada aman. Akhirnya kita mantapin Ela, kalo bs bertahan sampai lebaran, gaji akan 1,5 kali. Alhamdulillah sampai lebaran, Ranu & Dito sehat2 aja….Hihihi..yg paling khawatir kan kalo salah satu keteter. Setelah lebaran si mbak Mun menawarkan diri balik lagi tp tidak dgn Ela, melainkan dgn Ipah. Ya sudahlah yg penting ada orang. Sudah ada Mun sudah cukup aman buat kami. Tapi Mun pun gak lama. Setelah lebaran Haji dia ijin bakal ngikut suami & dia mengirimkan keponankannya Uum yg masih 15 thn sbg penggantinya. Wah bakalan sama aja dgn tambah anak nih…tp tnyata gak juga lah, tdk bs dijadikan andalan, tp bisa buat bantu2. Terutama sepanjang bulan Januari kmrn. DImana Ipah ndadak pulang 3 mg krn ibunya sakit. Wah peran Uum berasa bgt. Oya slama 3 mg juga kita wara wiri cibubur-pondok kelapa-manggarai. Jadi eksodus kalo kata orang kantor…Yah aku pikir gpp lah sepanjang Ranu belum sekolah formal (SD) sekali2 bolos gpp. Saat nanti anak2 dah sekolah nih yg masih gelap, kalo sampe ada masalah pengasuh lagi. Mudah2an ada jalan deh…Pasti Allah akan bantu. Toh mama hrs keluar rumah kan utk ibadah juga, utk nambah2 asap dapur + numpuk cadangan berlian xixixi….amiiinnnnn.
Begitulah sedikit cerita ttg rumah kita selama menempati setahun ini. Sebenernya msh buanyak hal2 lain..next time kali yah. Singkatnya, kami sudah memulai utk mandiri. Berat sebenarnya, tp insya Allah bisa. Yg pasti tdk boleh mundur. Banyak hal yg memenuhi pikiran kami dgn kekhawatiran, kekurangan, kehabisan, kerusakan, dll…tp Insya Allah senyum bahagia juga tawa ceria Ranu & Dito di istana kami dpt menghapus itu semua.
Thursday, February 10, 2011
Andito
Anak Indri Anto. Sudah jadi konsekuensi anak kedua ya nak kamu dpt bukan nama utama. Tp bukan kamu gak utama loh. Lah wong anak mama papa kan cuma kalian berdua jadi ya kalian semua special.
Dari mulai Dito hadir di perut mama aja dah special. Gimana gak special, kan mama saat itu masih “dipagerin” eh hebat banget papa kamu menembus pertahanan. Tp bukan kamu gak diharapkan nak. Mama inget bgt 2 bln sebelum kamu tertanam di rahim mama, mama kok rasanya pingin bgt punya baby lg. Eh Bulan depannya si “pager” melorot eh Bulan depannya masuklah kamu di rahim mama. Alhamdulillah…
Sempat dagdigdug jenis kelamin kamu, tp begitu dr. Onny bilang “paket hemat ibu bapak, jagoan lagi”. Wah gimana gitu rasanya tetap jadi yg paling cantik di keluarga kecil kita. Kehamilan Dito gak mulus2 amat. Dr. Onny bilang kalo air ketuban mama terlalu banyak istilah kedokterannya hydramnion. Duh… ada apa nih dgn bayiku…browsing2 malah bikin tambah panic. Krn memang kalo ada kasus hidramnion biasanya ada masalah dgn si baby. Akhirnya 6 bln USG 4D di RSCM dgn dr. Bambang Karsono. Ngantrinya boooo…luamma pisan. Alhamdulillah hanya kasus ringan & kehamilan pun diteruskan dgn hanya sedikit kekawatiran (tetp ada rasa gak tenang).
Sampai akhirnya tiba di due date akhir Bulan October 2009. Seminggu sebelum tgl yg dah pernah dinyatakan oleh dr. Onny kita kontrol. Dokter Onny bilang air ketuban dah mulai keruh, artinya plasenta sdh mulai tua. Tp msh aman eh jadwal cesar msh mau diundur lg…duenggg…mo sampai kapan lg? tp akhirnya dokter Onny setuju kalo cesar diputuskan tgl. 31 October 2009.
Dan lahirlah putra kami yg kedua: Andito Hafiz Purditya tanpa menangis….Hiks betul loh Dito gak nangis. Sampai mama tanya ke dr. Onny, dok bayinya dah lahir? Sudah tp sedang ditangani oleh DSA krn tdk menangis & napasnya susah. Wah apalagi nih. DIagnosa pertama adalah HMD & Dito harus dipindah rumah sakit krn peralatan tdk lengkap (sebenarnya sih cuma utk jaga2 aja). Akhirnya Dito dibawa ke Hermina Jatinegara (thanks to my company krn nama besarnya gampang bgt dpt ruangan). Alhamdulillah sampai sana tdk diperlukan peralatan ventilator hanya observasi dgn bantuan oksigen saja. Dito pun selama di RS tetap full ASI. Salut utk Hermina krn beda bgt dgn Hermina 2,5 thn lalu saat lahiran Ranu. Setelah kurleb seminggu di Hermina Dito pun bs plg brg mama ke manggarai dulu trus ke pondok kelapa. Hehe ngungsi tuetep…
Wednesday, February 9, 2011
Welcome back....
Kangen bgt, pengen nulis2 di blog lagi. padahal waktu mulai dulu dah janji sama diri sendiri utk konsisten menulis...tp apa daya berbagai hambatan membuat harus terbengkalai lg. Dari mulai hamil Dito, mealhirkan, Papa sibuk kuliah event sabtu minggu yg artinya gak dikasih pinjem akses internet hehe...Tapi mulai skr gak boleh terjadi lg. Harus bener2 KONSISTEN atau aku akan bikin PUNISHMENT ke diri sendiri. Berupa apa mmmmmmm...liat aja nanti. Hampir 2 thn ini banyak bt sebenarnya yg pengen diceritain. Aku tata dulu yah, mana yg paling ok buat dituang pertama kali di blog ini. Ok welcome back my blog...
Subscribe to:
Posts (Atom)