Wednesday, March 2, 2011

Berhati-hatilah Terhadap Palang Pintu Parkir Otomatis

Tulisan papa yg diikutsertakan pada lomba di kantor papa dgn tema “Incident Free Starts With Me”. Sampai berita ini diturunkan…eh maksudnya sampai tulisan ini di posting di blog belum ada kepastian juara. Tapi terlepas dari juara ataupun tidak, tulisannya sudah cukup bagus kok utk kelas pemula & latihan membuat thesis. Oiya satu lagi ini bener2 kisah nyata yg dialami papa. Saat itu status mama papa msh pacaran…Hihi..jadi inget saat itu kelopak mata papa harus diperban, jadi melek aja berat ;) …enjoy reading…


Berhati-hatilah terhadap palang pintu parkir otomatis
Gambar: Link

Salah satu aspek terpenting di dalam kehidupan kita adalah keselamatan. Keselamatan dapat dimulai dari diri sendiri dengan cara mendisiplinkan diri di dalam kehidupan keseharian. Waspada terhadap lingkungan sekitar merupakan salah satu cara untuk menghindari kecelakaan. Keselamatan harus dijadikan prioritas nomor satu di dalam kehidupan dan tindakan sehari-hari. Tulisan dibawah akan menceritakan pengalaman penulis yang berkaitan dengan keselamatan.

Pengalaman tersebut adalah kecelakaan yang diakibatkan oleh palang pintu parkir otomatis, Kejadian tersebut terjadi sekitar 7 (tujuh) tahun yang lalu pada siang hari saat jam makan siang di salah satu gedung perkantoran daerah Jakarta Pusat. Saat itu seperti biasa penulis beserta 4 (empat) rekan lain berjalan dari kantor menuju kantin tempat makan siang. Di dalam perjalanan tersebut, penulis terlibat di dalam suatu pembicaraan yang menarik sehingga penulis lengah mengawasi lingkungan sekitar yang menyebabkan tingkat kewaspadaan menurun.

Kelengahan tersebut berakibat fatal dan penulis tidak memperhatikan adanya palang pintu parkir otomatis yang sedang beroperasi. Palang pintu tersebut bergerak membuka keatas dan ujung palang mengenai kaca mata penulis sehingga menyebabkan lensa kiri pecah dan terlepas dari frame. Secara reflek penulis memejamkan kedua mata akan tetapi pecahan lensa tersebut melukai kelopak mata kiri hingga mengucurkan darah.

Setelah kejadian tersebut, penulis diberi pertolongan pertama dan langsung dilarikan ke rumah sakit untuk diberikan tindakan medis. Akibat dari kejadian tersebut, kelopak mata kiri penulis harus dijahit sebanyak 6 (enam) jahitan dan selama beberapa hari luka tersebut harus dijaga agar tidak terjadi infeksi.

Adapun kondisi area palang pintu tersebut sangat beresiko karena pihak pengelola gedung pada saat itu tidak menyediakan jalur khusus yang diperuntukkan bagi pejalan kaki. Lalu lintas pejalan kaki di area tersebut sangat ramai, karena area tersebut merupakan salah satu akses keluar masuk ke dalam gedung. Kondisi palang pintu parkir itu pun terlihat tidak sesuai standar dimana tidak terdapat karet di sekeliling palang.

Kejadian tersebut rupanya tidak hanya terjadi pada penulis, tetapi juga terjadi pada orang lain. Penulis pernah membaca suatu e-mail pada mailing list yang menceritakan hal serupa, dimana seorang pejalan kaki secara reflek menahan palang pintu parkir otomatis yang sedang menutup dengan menggunakan tangan kirinya. Hal tersebut mengakibatkan badannya terjatuh dan tangannya mengalami patah tulang. Kondisi area palang pintu parkir otomatis tersebut juga sama yaitu tidak menyediakan jalan khusus bagi pejalan kaki.

Berdasarkan kejadian diatas dapat dilihat bahwa kesalahan yang penulis lakukan adalah tidak memperhatikan lingkungan sekitar saat berjalan kaki sehingga mengurangi kewaspadaan diri terhadap bahaya yang mungkin akan terjadi. Kesalahan lain adalah pengelola gedung tidak membuatkan rambu dilarang masuk serta jalur khusus bagi pejalan kaki. Padahal area palang pintu tersebut cukup ramai dilalui oleh pejalan kaki baik yang keluar maupun masuk ke dalam gedung.

Hal positif yang terjadi adalah satu minggu setelah kejadian, pengelola gedung telah meletakkan rambu besar pada area kejadian yang menandakan bahwa pejalan kaki dilarang melewati jalan tersebut dan diharuskan berputar agak jauh. Beberapa lama kemudian,pengelola gedung membuatkan jalur khusus bagi pejalan kaki. Hal tersebut merupakan peningkatan yang patut diapresiasi.

Sampai saat ini penulis masih melihat banyak area palang pintu parkir otomatis di lokasi lain yang tidak memiliki keamanan yang memadai. Keamanan tersebut seperti jalur khusus pejalan kaki yang berlokasi agak berjauhan dengan palang pintu atau rambu pengamanan lainnya yang menandakan pejalan kaki tidak boleh melintasi area palang pintu. Sepertinya belum semua pengelola gedung sadar terhadap bahaya yang mungkin muncul. Atau bisa jadi pengelola gedung tersebut menunggu sampai ada kejadian baru bertindak.

Lesson learned yang dapat dipetik dari kejadian diatas adalah kita harus selalu waspada terhadap lingkungan sekitar. Jika kita melihat bahwa ada sesuatu yang kira-kira dapat menyebabkan kecelakaan, maka hindarilah. Dalam hal diatas, jika kita merasa bahwa tidak aman untuk mendekati palang pintu parkir otomatis, maka hindari dan carilah jalur lain yang lebih aman walaupun jalur tersebut memiliki jarak tempuh lebih jauh.

Pengalaman tersebut diatas membuat penulis trauma selama beberapa waktu saat melewati area tersebut. Semoga cukup hanya penulis saja yang mengalami hal tersebut dan melalui tulisan ini, penulis mengharapkan pembaca dapat memetik pengalaman dan terhindar dari kecelakaan yang penulis pernah alami diatas.

1 comment:

  1. Alhamdulillah, baru hari ini ada pengumuman kalau tulisan ini menang juara II pada kompetisi ini. Slamat ya Pah...;)

    ReplyDelete